Wednesday, September 19, 2012

DARI MEREKA AKU BELAJAR HIDUP LEBIH BERMAKNA

Dua hari ini saya mendapat kabar menyenangkan dari teman-teman saya dari kalangan buruh migran. Kabar pertama datang dari Ani Ema Susanti. Di inbox FB, pesan yang saya terima tadi pagi mewakili kegirangannya. "Mbak Tiwik, saya menang mbak. Alhamdulillah..." 

Ya... Ani berhasil mendapatkan beasiswa penuh untuk studi S1 di bidang Film Production di SAE Institute. Lembaga pendidikan di bidang Creative Media ini prestisius, dengan jaringan 55 kampus di seluruh dunia, dan salah satu kampusnya ada di Jakarta. Kebetulan akhir Agustus yang lalu Ani meminta bantuan untuk 'menghaluskan' study objective di dalam proposalnya yang ditulis dalam bahasa Inggris. 

Keinginan Ani untuk studi lanjut di bidang yang dia minati ini insya Allah akan melengkapi kompetensinya, setelah gelar Sarjana Psikologi dia raih beberapa tahun yang lalu. Gelar ini juga dia dapatkan melalui hasil keringatnya menjadi BMI di Hong Kong. Pengalaman ini jugalah yang menjadi bahan film Hong Kong Helper Ngampus.

Sebagai mantan BMI di Hong Kong, sosok Ani memang luar biasa. Sebagaimana judul buku motivasi yang sudah pernah dia tulis, Anda Luar Biasa.  Profil pencapaiannya di bidang produksi film sudah seringkali dimuat di media. Ani menjadi finalis di Eagle Award 2007 untuk film Hong Kong Helper Ngampus. Dia juga tercatat masuk dalam movie screening di Berlin Film Festival untuk film dokumenternya, Mengusahakan Cinta. Ini film pendek tentang fenomena lesbianisme dan konflik batin para pelakunya, yakni segelintir BMI Hong Kong. Yang terakhir dia catat adalah kemenangannya melalui film Donor ASI di FFI 2012 untuk kategori film dokumenter. Pengalaman di bidang produksi film ini dia kuatkan juga melalui magang di production house ternama seperti Kalyana Shira dan Mizan Production. Lebih dari itu, selama 4 tahun terakhir Ani juga menjadi sukarelawan dalam program KidFest, festival film untuk anak dan remaja.

Era digital nampaknya sudah menjadi milik siapa saja. Atau lebih tepat dikatakan, siapa saja perlu memiliki literasi digital di jaman ini. Tak terkecuali para buruh migran. Bila Ani dengan penguasaan literasi medianya berkiprah di dunia film setelah tidak lagi menjadi buruh migran, teman-temannya yang masih mengais dolar di Hong Kong sedang bergairah di dunia blogging. Tak tanggung-tanggung, lomba blogging di kalangan buruh migran sedang digelar untuk memperingati Bulan Bahasa. Workshop tentang blogging diselenggarakan tidak di ruang nyaman ber-AC, namun cukup dengan lesehan di Victoria Park (http://babungeblog.blogspot.hk/2012/09/bertemu-blogger-dan-calon-blogger-tkw.html). Narasumbernya adalah teman sendiri, Rie Blora, yang sudah nge-blog sejak tahun 2007, dan sudah menghasilkan lebih dari 150 posts. 

Selain sebagai 'suhu' dalam urusan literasi digital di kalangan BMI, Rie Blora juga berada di balik layar lomba blogging antar BMI. Inbox FB saya rutin berisi update informasi dan link ke blog para BMI. Lomba blogging yang sedang bergulir telah berhasil membangunkan blog-blog yang sempat mati suri, dan mengundang blogger baru. Setidaknya, ada 15 blog yang sudah saya intip satu-persatu. Ini belum lagi ditambah dengan para Kompasianer dari kalangan BMI, yang jumlahnya juga tidak kurang dari 15 orang. 


Mengenal Ani dan Rie hanya melalui pertemanan di Facebook sejak tahun lalu membuat saya banyak belajar tentang tekad dan perjuangan untuk terus belajar dan berkarya. Di mata saya, yang mereka lakukan sudah tidak lagi dalam tataran mencari identitas, namun sudah mencerminkan tindakan altruistik yang nyata, memberdayakan komunitas di sekitar mereka. Lagipula, apalah artinya ilmu yang kita punya, bila kita tidak mampu menularkannya pada dunia yang dekat dengan kita?

No comments: