Friday, November 23, 2012

MY KIDS' BIG DAY


This is a big day for both Ganta and Adzra. Hari ini anak-anakku mulai orientasi ke jenjang pendidikan berikutnya. Ganta mulai pengenalan mata pelajaran Year 11, setelah 4 hari kemarin dia mengikuti internal exam kelas 10. Adzra sendiri, karena sudah menginjak 5 tahun, bisa mulai masuk SD di level Preparatory Year, semacam SD kelas 0. 

Aku mau cerita tentang Ganta dulu. Tadi malam matanya berbinar ketika mengecek timetable yang sudah diposting di portal sekolah. Dia bisa mengambil VCE subjects yang dia inginkan. Untuk year 11, dia memilih 5 subjects, yakni English as ESL, Music, IT, Psychology, dan Media Studies. "Weenak bu', katanya. Barangkali batinnya malah meneriakkan kebebasan dari Matematika. Yang ini sepertinya tidak mengikuti jejak emaknya yang cinta banget dengan Math.  Hal yang aneh juga, karena guru Matematikanya di sini bilang bahwa kemampuan statistiknya cukup bagus. 

Tahun ajaran baru sebenarnya baru mulai awal Februari, namun 2 minggu terakhir sebelum summer holiday 2012 sudah diisi dengan pengenalan silabus dan materi di kelas baru. Aku sendiri juga sudah mulai hunting buku-bukunya di second-hand bookstore atau online. Maklum, 1 buku paket yang gres bisa mencapai 70 dolar. 

Kapan dulu aku bilang ke Ganta, bahwa kepakaran dia akan menjadi gabungan antara disiplin ibunya (English dan media studies) dan ayahnya yang berprofesi konselor  sekolah dan psikolog. Plus kemampuannya di musik dan IT. Senyumnya merekah, sambil bilang ke adiknya, "nanti Adzra lebih pinter lagi ya."

Hampir 1 tahun di sini, sudah beberapa kali aku menikmati kilatan cahaya mata Ganta. Tidak satu dua kali aku mendengar dia bilang, "aku ingin pinter, aku nanti kuliah di   mana, kapan aku punya student account di Unimelb (kalau pas lihat aku melototi student portal unimelb)." Kekecewaan sementara dan wajar sesekali masih terungkap, ketika teman-temannya di Surabaya sudah masuk kelas 12 pada awal Juli lalu  sementara dia merasa downgraded. Maklum saja, year 10 adalah persiapan pemilihan VCE subjects yang akan menentukan ke mana langkah dia setelah lulus SMA. Dia tidak bisa serta merta masuk year 11 di tengah-tengah. Tapi nampaknya ini terbayar oleh assessment report yang dia terima. Misalnya, di kelas Music dapat penilaian very high untuk 5 aspek penilaian dan high untuk 2 yang lain. Atau critical composition yang dia tulis di kelas English dan History. Pendeknya, mendapatkan penilaian bukan dari benar dan salah (menurut guru), tapi lebih pada kreativitas dan critical thinking membuat dia lebih bebas dan berani bereskpresi. Dari anak yang sering menyembunyikan hasil ulangan atau cemberut karena omelan ibunya gara-gara nilai rapot yang 'belum tuntas,' Ganta pelan namun pasti beralih menjadi sosok yang yakin akan kemampuan dirinya, tanpa harus pusing dengan nilai teman-temannya. Setiap siswa punya pilihan subjek yang berbeda, dan rapot tidak pernah mencantumkan rata-rata kelas atau bahkan ranking.

Aku akan menunggu ceritanya tentang orientasi sepulang  sekolah nanti. Aku juga akan menuliskan bagaimana aku juga ikut menikmati materi belajar History dan English, bagaimana model asesmennya. Ada banyak hal yang sudah bisa kurekam di  catatanku. Aku membayangkan bagaimana dahsyatnya anak-anak Indonesia bila diajar dengan cara yang menyenangkan, diajak berfikir kritis, berani tampil ke depan, dan digabungkan dengan penanaman nilai-nilai agama yang kuat. Rasanya sudah tidak sabar bisa membaginya dengan teman-teman di jurusan dan guru-guru di tanah air. 

Victoria Market, Shed RK-55

No comments: