Pagi ini aku berniat untuk
merampungkan theoretical framework
yang sudah kugeber sejak 2 minggu terakhir. Ini kajian teori versi kedua, berfokus
pada literacy concept. Tema ini
akhirnya mantap kutekuni setelah 3 bulan tarik ulur dengan supervisor keduaku,
yang menyarankan aku untuk mempertimbangkan tema yang lain. Dengan supervisor
pertama, temaku tentang female
subjectivity sebenarnya sudah cukup
matang tertuang di proposal. Karena hari
ini hari terakhir sebelum weekend,
aku berencana untuk ngendon di kampus sedikit lebih lama. Adzra akan
kujemput lebih sore. Maka sejak pagi aku sudah menyiapkan sarapan dan
masakan
untuk sore dan malam. Sambil menyiapkan nasi goreng untuk sarapan, aku
beritahu
Ganta. “Le, nanti sore ibu pulang agak lambat. Kalau pulang sekolah
nanti,
rawon sudah tersedia. Nasi yang baru juga sudah matang di rice cooker. Dipanasi sendiri di microwave ya,” ujarku sambil
menunjuk ke panci di atas kompor yang masih mengepul.
Pukul 9.30, Adzra sudah aku
tinggal di Bindi child care, dan aku melenggang menuju tram stop. Udara semakin menusuk bisa teratasi dengan berjalan,
sehingga badan terasa lebih hangat.Karena aku berniat kerja di
Bailleu library, aku mengambil tram 19 dari stop 28. Apartemen kami sendiri
lebih dekat dengan stop 26, dan kampus Unimelb berada diantara stop 12-10. Jarak
antara rumah dan kampus kira-kira 20 menit naik tram. Saat tram bergerak, sontak
aku ingat rawon yang baru kumasak. Kompornya sudah kumatikan apa belum ya? Ah,
rasanya katup tabung gas sudah kututup sebelum memandikan Adzra tadi. Aku
menengok ke jendela. Tram baru saja meninggalkan stop 25. Kalaupun aku turun,
aku harus berjalan agak jauh untuk kembali ke apartemen. Aku berusaha
menenangkan hati. “Sudah mati kok kompornya, kan waktu mau berangkat, tidak ada
bau masakan?” ucapku dalam hati.
Sebentar kemudian ingatanku melayang pada cerita mbak Diana, tetangga 2
blok. Dapurnya sempat kebakaran kecil
karena api kompor yang terlalu besar. Aku mulai khawatir lagi. Kutengok jam di
IPhoneku. Sudah pukul 10.00. Kalau aku turun di stop 20, dan kembali pulang, aku
akan kehilangan waktu 1 jam untuk bolak-balik. Tapi aku membayangkan diriku
sendiri duduk menghadap komputer di library
dengan wajah tidak tenang dan pikiran tertuju di dapur. Mana bisa aku bekerja dengan kecemasan menggumpal di benakku.
Saat tram berhenti di depan
stop 19, aku tidak lagi bepikir panjang. Aku langsung meloncat turun, dan
menyeberang, menunggu tram dari arah yang berlawanan. Hujan rintik-rintik, dan angin
dingin menembus ke dalam jaket tebalku. Tidak sampai 5 menit, tram datang, dan
aku bergegas naik. Dalam hati, aku berharap, bila kompor lupa kumatikan,
mudah-mudahan tidak sampai membuat kuahnya habis, sehingga memicu bau gosong di
panci. 10 menit serasa lama, namun akhirnya tram sampai juga di stop 26.
Setengah berlari aku pulang, seraya mencari-cari kunci rumah di saku jaket.
Saat kuputar kunci dan membuka pintu, aku membaui rawon di seluruh ruang tamu.
Jangan jangan ….. Kutengok kompor. Mati. Kubuka tutup panci. Kuah masih panas
dan penuh. Kuperiksa katup tabung gas. Menutup rapat. Ahh, Alhamdulillah, lega
rasanya.
Jam meja di ruang tamu mengarah
ke pukul 10.15. Agar aku merasa tidak rugi pulang, aku sempatkan menyeruput
susu coklat panas. Kuganti scarf
dengan pashmina yang lebih tebal untuk melilit leherku. Kukenakan kaos
kaki dobel membungkus sepanjang betis. Sebelum mengunci pintu, kuraih payung di belakang pintu. Aku berjalan kembali menuju stop
26.
Kali ini dengan hati yang jauh lebih tenang, dan badan yang terasa lebih
hangat. Tidak sampai setengah jam,
kakiku sudah melangkah masuk ke Bailleu Library. Hembusan udara hangat dari heater ruangan menyambutku. Tiap lantai nampak penuh
dengan wajah-wajah serius di depan komputer dan buku. Ini minggu-minggu
terakhir kalender akademik. Untungnya computer lab masih menyisakan beberapa spot kosong. Suara mahasiswa yang sedang
berdiskusi kelompok dalam mengerjakan assignmentnya terdengar jelas di sekitarku.
Namun pikiranku tidak lagi dicemaskan oleh rawon yang gosong dan bahkan
dapur terbakar. Suara berisik anak-anak undergrad tidak akan terlalu mengganggu. Insya Allah hari ini target
penyelesaian theoretical framework
bisa tercapai.
Bailleu Library 11.43 am
1 comment:
Wah, ndak Mam Tiwi ndak ibu saya dan mungkin banyak Ibu lain
kompor di pagi hari yang bikin worry :D
Post a Comment