Sunday, January 26, 2014

EVERYTHING A DOLLAR

Saya lagi di Queen Victoria Market. Vicmart sebutannya bagi komunitas Indonesia. Kan banyak buruh migran berpendidikan tinggi dari Indonesia di sini. Calon master dan PhD. Meski ada yang baru SMA, kayak Ganta.
Selama liburan ini Ganta kerja di pasar pas hari Minggu. Nanti pas masuk sekolah masih bisa terus kerja. Buat anak sekolah seperti dia, bisa dapat uang saku sendiri 80 dollar dari kerja sehari sudah lumayan banyak. Dia bisa beli gitar dan peralatan musik sendiri.

Saya sendiri tidak lagi kerja di pasar. Cukuplah Ganta dan ayahnya kerja di stall berbeda. Saya lebih menikmati belanja di akhir pekan seperti ini.

Datanglah ke vicmart pas pasar mau tutup. Kira-kira 1-2 jam sebelumnya lah. Sayur buah dan ikan akan diobral harganya. Di bagian ikan, sudah banyak ikan yang ditaruh di nampan. Itu artinya harga dibanting 10 dolar per nampan. Apapun isinya. Ada salmon tiga potong yang harga normalnya bisa 26 dolar/kilo. Ada marinara mix, atau campuran udang kerang cumi, juga 10 dolar. Biasanya 19 dolar/kg.

Yang asyik malah di bagian sayur dan buah. Jam segini, 1 jam sebelum tutup, sudah banyak yang ditaruh lantai dan ditaruh tas plastik. Everything one dollar, one dollar each. Begitu teriakan para penjualnya. Berisik banget. Di situlah sensasinya. Betul-betul jadi kayak pasar senggol. Para pembeli tinggal milih anggur, apel, kentang, strawberry, jamur, tomat, bawang.

Beginilah cara hemat hidup di sini. Buat mahasiswa seperti saya, belanja dengan cara begini bisa ngirit banyak. Menu masakan mengikuti apa yang bisa dibeli saat obralan begini.

Obralan dengan teriakan pembeli begini jg ditemui di pasar-pasar tradisional lain. Preston market dan Footscray market juga jadi jujugan saya.

Dengan belanjaan yang segunung itu, sudah biasa lihat orang belanja bawa trolley. Atau bahkan koper yang ada trolleynya. Kelihatannya mau bepergian, padahal isinya belanjaan.

One dollar only, one dollar only!

No comments: