Habe Arifin, a name I just knew when I joined Keluarga Unesa mailing list. This young man is just a bomb. His words are so strong. An alumnus of Indonesian literature dept at Unesa, a student activist while in college, a journalist, his concerns to national condition have shaped his cynical, yet optimistic remarks in many of his posts and poems he shared in our mailing list. Yet, he’s also a man with a gentle heart. I can sense his fragility when it comes to heartbreaking news. His sincere prayers have encompassed time and distance, as he sent me this poem to boost my inner energy.
Sepuisi untuk Su Tiwik
Suhu Tiwik
langit yang indah itu
karena ia begitu biru
dan sekali-kali kelabu
langit yang indah itu
karena ia begitu biru
dan sekali-kali kelabu
Taman bunga yang pesona
mekar semerbak warna-warni
merah jingga, hijau kuning
biru ungu juga benalu
mekar semerbak warna-warni
merah jingga, hijau kuning
biru ungu juga benalu
Matahari yang hangat
Yang menumbuhkan hijau daun
Memproduksi oksigen
Masih setia mengeja ultraviolet
Menyulut hutan dan menebarkan asap
Yang menumbuhkan hijau daun
Memproduksi oksigen
Masih setia mengeja ultraviolet
Menyulut hutan dan menebarkan asap
Bumi menyimpan magma
Bulan memiliki gerhana
Bintang punya supernova
Bulan memiliki gerhana
Bintang punya supernova
Manusia tak bisa sendiri
ia punya sehat, ia juga sakit
ia punya baik, ia juga buruk
ia punya benar, ia juga salah
ia punya ingat, ia juga lupa
ia punya sehat, ia juga sakit
ia punya baik, ia juga buruk
ia punya benar, ia juga salah
ia punya ingat, ia juga lupa
Sebaik-baik kita
Ketika tegar bersyukur alhamdulillah
Seperti batu karang yang tak pernah mengeluh, meski setiap hari sang ombak
datang berdentam
Ketika tegar bersyukur alhamdulillah
Seperti batu karang yang tak pernah mengeluh, meski setiap hari sang ombak
datang berdentam
Biarkan angin ini menjadi saksi
Tentang cerita cinta insani
Yang menjadi gaharu
Pada-Mu
Tentang cerita cinta insani
Yang menjadi gaharu
Pada-Mu
Jakarta 23 Juni 2013
HB
HB
No comments:
Post a Comment