Sesuai prosedur, pemeriksaan dilakukan setahun setelah operasi .Pemeriksaan mammogram dilakukan dengan cara memasang alat yang menekan bagian payudara dari sisi atas bawah. Pakaian di bagian atas perlu dilepas semua. Itulah sebabnya disarankan mengenakan celana panjang atau rok. Kebayang nggak sih kalau cuma pakai atasan atau baju terusan, hehe. Tapi buat hijaber kayak saya sih tidak jadi masalah. Toh jilbab juga tetap bisa dikenakan. Hanya saja buat radiographernya memang agak susah menangani klien yang kecil dan 'tipis' seperti saya, hehe. Berkali-kali dia minta maaf karena kuatir saya merasa tidak nyaman. Saya sih relaks saja. Untungnya juga para stafnya perempuan, sehingga mengurangi perasaan risih.
Saya pikir yang akan dicek kembali adalah lokasi sekitar payudara kiri yang sudah diangkat. Di ruang mammogram saya baru tahu bahwa ternyata yang dicek adalah payudara kanan. Radiographernya, yang berwajah India, bahkan terpaksa mengulang pemeriksaan. Entah mungkin karena hasilnya kurang meyakinkan.
Diperiksa di bagian payudara yang lain membuat saya sempat deg-degan juga. Walapun saya tidak punya keluhan sama sekali selama ini. Saya tepiskan jauh-jauh perasaan negatif. Sambil menunggu panggilan untuk USG, saya buka kembali HP saya. Meneruskan jatah tilawah hari ini di grup One Day Half Juz (ODHJ) yang saya ikuti. Sekalian biar hati lebih tenang dan ikhlas menghadapi segala kemungkinan.
Saya sempat tanya kenapa dengan pasien sebelumnya. "Iya, kasihan dia kesakitan di daerah perut. Belum ketemu penyebabnya. Yah begini memang di RS ini, perlu empati menangani berbagai macam kondisi," jawabnya.
Sambil menjalani pemeriksaan USG, saya ngobrol dengan dia tentang banyak hal. Tentang perasaan nyaman saya ditangani di rumah sakit ini. Semua staf ramah dan nampak sekali bekerja dengan tulus.
Sempat saya tanyakan juga mengapa payudara kiri tidak diperiksa. Jawabnya, "kan tidak ada breast tissue lagi di sebelah kiri."
"Mudah-mudahan tidak ada masalah dengan yang kanan ya. Saya tidak merasa ada keluhan apa-apa kok," ujar saya.
"Ya gak apa, saya cuma ingin melakukan pemeriksaan menyeluruh. Prosedurnya begitu," jawabnya.
"Ya betul, setelah apa yang saya alami satu tahun ini, sangat penting melakukan deteksi dini," jawab saya dengan yakin.
Akhirnya terdengar pernyataan yang saya tunggu-tunggu. "Bagus Tiwi, tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan."
Alhamdulillah, ya Allah. Lebih dari setahun saya menjalani serangkaian pemeriksaan dan perawatan kanker payudara. Terapi dengan suntikan Herceptinpun masih terus berjalan sampai Oktober mendatang. Setelah kemoterapi usai pertengahan Desember lalu, saya memang praktis sudah balik aktivitas studi seperti biasa. Namun harus saya akui bahwa pernyataan barusan memberikan semangat luar biasa. Hari-hari ke depan terbayang semakin semarak saja.
Tentu saja saya belum bisa mengatakan bahwa saya adalah cancer survivor, alias bebas dari kanker, sebelum lima tahun. Namun insya Allah semua akan berjalan dengan lebih baik.
Kesehatan jiwa raga adalah rizki yang amat mahal harganya. Dan Allah telah memberikan berkahNya hari ini. Alhamdulillah. Semoga karunia ini semakin meningkatkan imanku padaMu ya Allah.
11 Juni 2014
John Medley Bld
The University of Melbourne
1 comment:
Tetap semangat, mam :)
Post a Comment